Salam cerdas kreatif,

Meski kedengarannya mudah dan biasa, untuk berhemat kata "Tidak dan Jangan" bagi anak-anak kita, mungkin diperlukan tambahan kesabaran bagi kita sebagai orang tua.

Usahakan agar kata ini hanya kita gunakan untuk hal-hal yang penting, darurat, atau yang berbahaya. Pada dasarnya anak menyukai aktifitas. Anak-anak tidak suka dan tidak bisa diam.

Anak akan merasa lebih tertantang dengan kalimat “Coba, Bunda ingin lihat, Adik menyapu halaman depan?” dibandingkan dengan “Adik, jangan menyapu sembarangan begitu!” Dengan kalimat itu anak tidak akan mengerti maksud dengan “menyapu sembarangan”.

Jika kita ingin menggunakan kata "tidak dan jangan" bisa kita gunakan dengan kalimat yang jelas, misalnya, “Adik tidak boleh main pisau, ya!”

Jika ingin memberi aturan kepada anak, janganlah kita memberikan aturan yang abstrak/kabur dan tidak dimengerti anak. Kalimat, “Jangan nakal!” terdengar sangat abstrak dan tidak ada artinya bagi anak. Begitu juga dengan, “Jangan bikin Bunda marah, ya!” Sementara anak tidak tahu apa saja yang membuat bundanya marah. Sebaiknya katakan bahwa Bunda ingin kalian hanya ingin bermain di halaman.

Hindari pernyataan/kalimat yang berisikan kata “pokoknya” kecuali hal-hal yang bersifat darurat ataupun berbahaya. Untuk situasi darurat ataupun berbahaya, penjelasan dapat diberikan belakangan.

Penjelasan memberikan anak ruang untuk berpikir sendiri sehingga lain waktu anak dapat menerapkan hal yang sama dengan pengalaman yang lalu.
Misalnya, “Adik, taruh kembali gunting itu ditempatnya!” Maka Adik akan bertanya-tanya mengapa? Apakah gunting itu patah? Berbahaya? Atau apa?

Jika kita menjelaskan bahwa gunting itu milik bibi yang sedang menjahit baju, maka anak lain kali akan melakukan hal yang sama (mengembalikan barang yang bukan miliknya).

Semoga bermanfaat ... salam
Pemerhati Dunia Anak

0 comments:

Post a Comment