Salam cerdas kreatif
"Waa .. adik pipis di celana lagi yaa...", suara ini yang sering terdengar saat orang tua mendapati si buah hati buang air kecil (BAK) maupun buang air besar BAB di celana. Banyak hal menyebabkan si anak tidak membuang air kecil pada tempatnya.
Pertama apakah orang tuanya atau orang-orang yang selalu bersamanya sudah mengajarkan cara buang air kecil yang benar. Dalam istilah psikologi perkembang anak, masa memperkenalkan kebiasan dan cara yang baik membuang hajat disebut “Toilet training”.
Toilet training merupakan cara untuk melatih anak agar bisa mengontrol buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Dengan toilet training diharapkan dapat melatih anak untuk mampu BAK dan BAB di tempat yang telah ditentukan. Selain itu, toilet training juga mengajarkan anak untuk dapat membersihkan kotorannya sendiridan memakai kembali celananya, demikian menurut Siti Mufattahah, S.Psi; Psikolog dan staf pengajar dari Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma, Depok.
Sebagai orang tua, tentu tidak bisa mengharapkan secara otomatis anak akan langsung bisa pipis di kamar mandi. Sedangkan mengendalikan rasa ingin pipis dalam dirinya saja si balita masih belajar. Toilet training adalah sebuah pelatihan pembiasaan diri. Siklus tubuh manusia, jika bangun tidur otomatis ingin buang air kecil. Demikian juga pada anak-anak atau balita.
Kapan Toilet Training mulai diajarkan?
Toilet training bisa Dimulai Sejak Usia 2 Bulan.
Memang untuk mengajarkan toilet training pada anak gampang-gampang susah. Namun demikian sebagai orangtua tetap perlu mengajarkan pada anaknya. Untuk mengajarkan toilet training pada anak bisa dimulai sejak usia 1 sampai 3 tahun. Pada saat usia tersebut, si anak harus mampu melakukan toilet training. Jika si anak tidak mampu melakukan toilet training sendiri boleh jadi anak pernah mengalami hambatan.
Cara orangtua mendidik anaknya agar terbiasa untuk dapat pipis atau BAB sesuai waktunya, stimulasinya bisa dimulai sejak usia 2 bulan. Caranya, orangtua bisa memeriksa popoknya atau mengganti popoknya setelah basah. Karena orangtua sebagai orang yang terdekat dengan anaknya mengetahui kapan waktu anaknya BAK atau pun BAB.
Apabila anak sejak usia 2 bulan tidak mampu diajarkan toilet training, tidak ada salahnya anak diajarkan saat usia 1 tahun. Perlu diingat anak pada usia 1 tahun mengalami fase anal. Pada fase ini anak mencapai kepuasan melalui bagian anus. Fase kepuasan ini berhubungan dengan kebersihan dan jadwal kedisiplinan.
Jadi, seorang anak minimal sudah diajarkan sejak usia 1 tahun. Bila anak diajarkan ketika berusia lebih dari 3 tahun dikhawatirkan akan agak susah mengubah perilaku anak. Selain itu, bila anak sudah lebih dari 3 tahun belum mampu untuk toilet training, boleh jadi ia mengalami kemunduran. Karena pada saat usia 1 sampai 3 tahun ia belum mampu melakukan buang air sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan. Akibatnya, anak bisa menjadi bahan cemoohan teman-temannya.
Anak usia 4 tahun yang tidak mampu BAK atau BAB sesuai waktu dan tempat yang telah disediakan boleh dianggap kurang wajar. Tetapi pada usia tiga tahun masih dianggap wajar bila BAK atau BAB di celananya. Namun begitu, bukan berarti orangtua membiarkan saja. Berilah pengertian pada anak bahwa cara yang dilakukan tidaklah tepat.
Selamat berlatih dan semoga berhasil
Salam,
intisari dari berbagai sumber
picture : smartkidspublishing.com
0 comments:
Post a Comment