Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Bisa saja anak belum mengerti apa itu 'bohong'?, tetapi setidaknya, bohong pada anak dapat dikategorikan dalam dua hal, yaitu :
1. Bohong yang dapat merugikan
2. Bohong yang terpaksa dilakukan dengan maksud yang baik.
Dan beberapa faktor yang menyebabkan anak berbohong adalah :
Khayalan
- Jangan heran, kalau tiba-tiba anak kita bercerita bahwa dia habis jalan-jalan ke hutan sambil naik harimau.
- Secara tak sengaja ia memecahkan piring, tapi saat ia melihat mata orang tuanya melotot dan membesar, mungkin ia akan mengatakan piringnya direbut si meoong.
- Saat kita enggan membuka pintu ketika ada tamu dan menyuruh supaya anak kita bilang “mama tidak ada, sedang pergi” kepada tamu, maka suatu saat anak kitapun akan meniru sikap kita tadi.
- Karena ingin mencari perhatian, bisa saja anak tiba-tiba berkata,"Awas di kaki mama ada kecoa" lalu setelah itu,""kaciaan deh ... mama ketipu, hehehe.."
Dari faktor-faktor di atas, tidak semua kebohongan pada anak masuk pada kebohongan yang fatal. Yup, bisa saja anak-anak belum bisa membedakan antara bohong dengan imajinasi. Namun apapun juga, berbohong adalah perbuatan yang tidak baik dan dibenci Allah. Tidak ada seorang pun yang suka dibohongi.
Di sinilah peran orang tua yang harus secara bertahap menjelaskan hal ini sesuai dengan tahapan usia anak. Nah, berikut tips yang bisa kita untuk mengatasi anak yang suka berbohong :
1. Komunikasi
Berkomunikasi dengan baik antara orang tua dan anak akan mempersempit peluang seorang anak untuk berbohong. Buatlah nuansa keterbukaan yang baik dengan anak-anak kita. Termasuk juga meng-komunikasi-kan apa itu bohong, apa akibat dari bohong dan lain-lain.
2. Teladan
Anak adalah cermin diri kita, anak bisa meniru perilaku orang tua dengan ulung dan ketepatan yang luar biasa. Oleh karena itu, jadilah teladan yang baik. Jujurlah dihadapan anak dan terutama dihadapan Allah SWT.
3. Tuduhan
Setiap orang butuh diberi kepercayaan, begitu pula dengan anak-anak. Jangan menuduh dulu!, berikan kepercayaan padanya. Dahulukanlah husnudzan (baik sangka). Dengarkan alasan yang dia kemukakan, dan tanamkanlah kuat-kuat rasa percaya dalam hati kita kepada anak-anak kita.
4. Hukuman
Hindarilah memberi hukuman! namun jikapun terpaksa, jangan memberi hukuman yang dirasakan berat dan sering. Karena, suatu hukuman oleh anak-anak bisa membuat anak lebih kreatif untuk mencari “cara selamat“, meski harus membohongi orang tuanya.
Semoga bermanfaat ... wassalam
sumber :
www.voa-islam.com
www.indonesia.newsbeet.com (gambar)
pengalaman pribadi
0 comments:
Post a Comment