Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Bermain adalah dunia anak, kita semua tahu itu. Namun, pernahkah memperhatikan, di usia batita anak-anak sudah memiliki pola bermain yang berbeda-beda. Tak jarang, mereka tampak asyik bermain sendirian atau soliter karena pola bermain ini memang masih mendominasi masa usia tersebut.
Hanya saja, tak sedikit para orang tua yang merasa khawatir melihat batitanya lebih suka bermain sendiri daripada bersama teman sebaya, walau tak sedikit pula yang malah merasa tenang bila anaknya bermain sendiri. Daripada sampai bertengkar karena berebut mainan dengan teman sebaya, lebih baik main sendiri, begitu pikir mereka.
Saat si batita belum mau bermain bersama anak lain, Alma Nadhira, Psi., setuju jika orang tua tidak memaksanya. Menurut psikolog dari RS Fatmawati, Jakarta ini, mereka masih bersifat malu-malu atau takut-takut. Kalaupun di dekatnya ada teman sebaya, biasanya mereka tak saling terlibat. Apalagi kita tahu di usia batita ego anak masih tinggi. Dia belum mau berbagi dan masih ingin diperhatikan, sehingga bermain bersama dapat membuatnya merasa tak nyaman, misalnya jika si teman menginginkan mainan dari tangannya dan berusaha merebut.
Namun, tak tertutup kemungkinan anak usia batita pun ada yang sudah bisa bersosialisasi. Ia bisa bermain bersama dengan teman lainnya. Malah bisa jadi dia merasa kurang gembira bila tak punya teman bermain atau harus bermain sendirian.
Jadi, menurut psikolog yang disapa Dhira ini, bermain sendiri atau bersama tergantung pada masing-masing anak dan juga orang tuanya. Ada anak yang memang merasa lebih senang bermain sendiri dibanding bermain dengan temannya. Besar kemungkinan, ini karena orang tuanya tidak mendorong si anak bersosialisasi sejak dini.
Sebaliknya, ada juga anak yang malah lebih senang bermain bersama. Biasanya, ini terjadi karena orang tua cenderung mendorongnya bermain bersama anak lain sejak dini. Contohnya, orang tua yang tinggal dalam keluarga besar.
Manfaat Bermain Sendiri:
* Bermain sendiri melatih kognisi atau melatih kemampuan belajar berdasarkan apa yang dialami dan diamati dari sekelilingnya.
* Saat sedang sendiri memainkan permainan yang menantang, anak memiliki kesempatan melatih konsentrasi dalam memecahkan masalah. Misalnya, saat bermain pasel anak akan berusaha memfokuskan diri menyambung kepingan¬kepingan gambar agar menjadi utuh kembali.
* Saat sendirian, imajinasi anak juga bebas mengembara ke mana-mana. Hal itu dimungkinkan karena dengan bermain sendiri ia dapat melepaskan diri dari kesibukan di sekeliling mereka. Jadi anak punya kesempatan untuk berpikir dan berkhayal sebebas-bebasnya. Adakalanya anak juga perlu menikmati privasinya, bukan?
Semoga bermanfaat, wassalam.
sumber: nakita
0 comments:
Post a Comment